![](http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/qBtot730FgC.1Ra9.Vbclw--/YXBwaWQ9eW5ld3M7cT04NTt3PTYwMA--/http://l.yimg.com/dh/ap/default/131106/messi_getty_david_ramos.jpg)
Sesuai perkiraan banyak pihak, Barcelona berhasil membukukan kemenangan saat menjamu Milan, Kamis (7/11) dinihari WIB. Skor 3-1 cukup untuk membawa pasukan Gerardo Martino kokoh memimpin klasemen sementara Grup H Liga Champions musim 2013/2014 dengan 10 poin, unggul lima poin dari Milan yang berada di bawah mereka. Kemenangan ini juga sekaligus memastikan Barcelona lolos ke babak 16 besar.
Sementara bagi Milan, kekalahan ini memang tidak mempengaruhi posisi mereka di klasemen. Hal ini terjadi karena dalam laga lain, Ajax Amsterdam berhasil menundukkan Glasgow Celtic 1-0 di Amsterdam Arena. Dengan kemenangan ini, Ajax menempel Milan di posisi ketiga dengan selisih satu poin. Situasi ini pula yang menjadikan persaingan di grup ini semakin seru karena Milan, Ajax dan Celtic sama-sama memiliki peluang untuk lolos mendampingi Barcelona.
Ulas Taktik dan Jalannya Pertandingan
Barcelona menurunkan trio penyerang Lionel Messi, Neymar dan Alexis Sanchez sebagai starter alih-alih menurunkan Cesc Fabregas. Gerard Pique dan Adriano pulih tepat pada waktunya untuk memperkuat lini belakang bersama Javier Mascherano dan Dani Alves.
Pelatih Massimiliano Allegri di luar kebiasaannya menggunakan formasi 4-4-1-1. Perubahan taktik terletak pada empat gelandang yang di atas kertas bermain sejajar. Kuartet gelandang sejajar yang diturunkan Allegri memang bermaksud untuk meredam serangan Barcelona dari sisi lapangan dengan Sulley Muntari di sisi kiri dan Andrea Poli di kanan akan melapis fullback Milan yang diisi Ignazio Abate dan Urby Emanuelson.
Nigel De Jong yang kuat dalam bertahan diposisikan lebih ke dalam hingga nyaris sejajar dengan duet bek sentral Philippe Mexes dan Cristian Zapata. Dengan cara ini, mereka berharap mampu menghambat umpan-umpan terobosan yang kerap dilepaskan Xavi Hernandez maupun Andres Iniesta kepada Messi maupun Neymar.
Allegri juga menempatkan Ricardo Kaka sebagai gelandang serang yang cenderung bermain melebar ke sisi kiri. Dengan cara ini, Allegri berupaya mengeksploitasi ruang yang kerap ditinggalkan Dani Alves ketika naik membantu serangan. Sementara itu Robinho dipilih sebagai penyerang tengah alih-alih Mario Balotelli. Kombinasi dari Kaka dan Robinho yang sukses membuahkan gol di San Siro nampaknya menjadi pertimbangan mengapa sang penyerang Brasil yang dipilih.
Pola seperti ini sebenarnya cukup menyulitkan Barcelona dalam mengembangkan permainan. Mereka kerap terpaksa melakukan umpan lambung maupun mengirim umpan silang yang mudah dipatahkan barisan pertahanan Milan yang sangat dibantu oleh para gelandangnya. Namun Barcelona memiliki pemain dengan kemampuan individu yang baik. Dengan dribel pendek yang kerap diperagakan Messi maupun Neymar, setidaknya mereka dapat berharap para pemain Milan akan melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Keberadaan Neymar di sisi kiri memang menjadi tumpuan utama Barcelona di babak pertama. Dua gol yang tercipa berasal dari posisi pemain muda Brasil ini. Gol pertama lewat penalti Messi di menit ke-30 tercipta setelah Neymar dilanggar Abate di kotak terlarang. Permainan memang lebih terbuka setelah gol tersebut karena Milan mulai berani keluar menyerang. Namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kewaspadaan lini belakang mereka. Sembilan menit setelah gol Messi, Milan kembali kebobolan. Kali ini Sergio Busquets mencetak gol pertamanya di turnamen lewat sundulan memanfaatkan kelemahan pertahanan Milan dalam mengantisipasi bola mati. Cara kebobolan yang memang amat sangat ‘Milan’.
Milan mampu menjawab dua gol tersebut jelang babak pertama berakhir. Kaka yang beraksi dari sektor kanan pertahanan Barca yang ditinggal Dani Alves mampu melakukan terobosan yang ia akhiri dengan umpan silang. Kekeliruan Gerard Pique dalam mengantisipasi umpan mendatar tersebut malah berbuah bencana karena bola justru berbelok ke gawangnya sendiri.
Balotelli akhirnya bermain sejak awal babak kedua menggantikan Robinho yang terisolasi dan nyaris tidak pernah mendapatkan bola di babak pertama. Masuknya Balotelli memang membuat Milan lebih berbahaya dalam serangan balik. Berposisi lebih cenderung melebar di sisi kanan, pergerakan Balotelli dua kali mengancam gawang Barca pada awal babak kedua, termasuk umpan silangnya yang gagal dimanfaatkan Kaka.
Barcelona kian meningkatkan intensitas serangan dari sisi kiri. Kali ini Neymar nampak diinstruksikan untuk melakukan lebih banyak gerakan memotong ke dalam sambil sesekali melakukan kombinasi dengan Messi. Beberapa peluang memang tercipta lewat aksi individu Neymar, salah satunya lewat aksi slalom yang mampu mengecoh empat pemain Milan pada menit 73. Buruknya penyelesaian akhir membuat Neymar gagal menciptakan gol perdananya di ajang Liga Champions.
Masuknya Cesc Fabregas menggantikan Iniesta membuahkan gol tambahan bagi Barca. Kerjasama satu-dua sederhana yang ia lakukan bersama Messi membuahkan gol kedua La Pulga dalam laga tersebut, sekaligus gol ke-8 nya ke gawang Milan sepanjang sejarah. Gol tersebut sangat text bookseperti halnya sering mereka peragakan saat latihan. Bagi Messi, dua gol tersebut sekaligus mengakhiri periode paceklik gol dalam tiga laga sebelumnya.
Kesimpulan
Barcelona secara total unggul ball possession 63 berbanding 37 persen. Mereka juga melepas 19 tembakan dengan enam di antaranya tepat sasaran berbanding empat tembakan Milan yang hanya sekali tepat sasaran. Lionel Messi tampil sebagai pemain terbaik dalam laga tersebut dengan dua gol yang ia ciptakan, plus berbagai upaya membongkar pertahanan yang secara konstan ia lakukan.
Milan sudah melakukan hal benar dengan mempersempit ruang gerak para pemain Barcelona dan menyerang balik dengan efektif. Sayangnya mereka terlalu mudah kehilangan bola sehingga membiarkan Barcelona terus mengambil inisiatif serangan. Pertahanan Milan juga tidak cukup kuat untuk membendung serangan-serangan Barca yang sangat bervariasi, meskipun mereka telah melapis lini belakang dengan para gelandang yang bermain bertahan. Laga berlangsung lebih sengit di babak kedua saat Milan menciptakan sejumlah peluang untuk menyamakan kedudukan, namun setelah gol Messi, pertandingan praktis berakhir.
Sementara bagi Milan, kekalahan ini memang tidak mempengaruhi posisi mereka di klasemen. Hal ini terjadi karena dalam laga lain, Ajax Amsterdam berhasil menundukkan Glasgow Celtic 1-0 di Amsterdam Arena. Dengan kemenangan ini, Ajax menempel Milan di posisi ketiga dengan selisih satu poin. Situasi ini pula yang menjadikan persaingan di grup ini semakin seru karena Milan, Ajax dan Celtic sama-sama memiliki peluang untuk lolos mendampingi Barcelona.
Ulas Taktik dan Jalannya Pertandingan
Barcelona menurunkan trio penyerang Lionel Messi, Neymar dan Alexis Sanchez sebagai starter alih-alih menurunkan Cesc Fabregas. Gerard Pique dan Adriano pulih tepat pada waktunya untuk memperkuat lini belakang bersama Javier Mascherano dan Dani Alves.
Pelatih Massimiliano Allegri di luar kebiasaannya menggunakan formasi 4-4-1-1. Perubahan taktik terletak pada empat gelandang yang di atas kertas bermain sejajar. Kuartet gelandang sejajar yang diturunkan Allegri memang bermaksud untuk meredam serangan Barcelona dari sisi lapangan dengan Sulley Muntari di sisi kiri dan Andrea Poli di kanan akan melapis fullback Milan yang diisi Ignazio Abate dan Urby Emanuelson.
Nigel De Jong yang kuat dalam bertahan diposisikan lebih ke dalam hingga nyaris sejajar dengan duet bek sentral Philippe Mexes dan Cristian Zapata. Dengan cara ini, mereka berharap mampu menghambat umpan-umpan terobosan yang kerap dilepaskan Xavi Hernandez maupun Andres Iniesta kepada Messi maupun Neymar.
Allegri juga menempatkan Ricardo Kaka sebagai gelandang serang yang cenderung bermain melebar ke sisi kiri. Dengan cara ini, Allegri berupaya mengeksploitasi ruang yang kerap ditinggalkan Dani Alves ketika naik membantu serangan. Sementara itu Robinho dipilih sebagai penyerang tengah alih-alih Mario Balotelli. Kombinasi dari Kaka dan Robinho yang sukses membuahkan gol di San Siro nampaknya menjadi pertimbangan mengapa sang penyerang Brasil yang dipilih.
Pola seperti ini sebenarnya cukup menyulitkan Barcelona dalam mengembangkan permainan. Mereka kerap terpaksa melakukan umpan lambung maupun mengirim umpan silang yang mudah dipatahkan barisan pertahanan Milan yang sangat dibantu oleh para gelandangnya. Namun Barcelona memiliki pemain dengan kemampuan individu yang baik. Dengan dribel pendek yang kerap diperagakan Messi maupun Neymar, setidaknya mereka dapat berharap para pemain Milan akan melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Keberadaan Neymar di sisi kiri memang menjadi tumpuan utama Barcelona di babak pertama. Dua gol yang tercipa berasal dari posisi pemain muda Brasil ini. Gol pertama lewat penalti Messi di menit ke-30 tercipta setelah Neymar dilanggar Abate di kotak terlarang. Permainan memang lebih terbuka setelah gol tersebut karena Milan mulai berani keluar menyerang. Namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kewaspadaan lini belakang mereka. Sembilan menit setelah gol Messi, Milan kembali kebobolan. Kali ini Sergio Busquets mencetak gol pertamanya di turnamen lewat sundulan memanfaatkan kelemahan pertahanan Milan dalam mengantisipasi bola mati. Cara kebobolan yang memang amat sangat ‘Milan’.
Milan mampu menjawab dua gol tersebut jelang babak pertama berakhir. Kaka yang beraksi dari sektor kanan pertahanan Barca yang ditinggal Dani Alves mampu melakukan terobosan yang ia akhiri dengan umpan silang. Kekeliruan Gerard Pique dalam mengantisipasi umpan mendatar tersebut malah berbuah bencana karena bola justru berbelok ke gawangnya sendiri.
Balotelli akhirnya bermain sejak awal babak kedua menggantikan Robinho yang terisolasi dan nyaris tidak pernah mendapatkan bola di babak pertama. Masuknya Balotelli memang membuat Milan lebih berbahaya dalam serangan balik. Berposisi lebih cenderung melebar di sisi kanan, pergerakan Balotelli dua kali mengancam gawang Barca pada awal babak kedua, termasuk umpan silangnya yang gagal dimanfaatkan Kaka.
Barcelona kian meningkatkan intensitas serangan dari sisi kiri. Kali ini Neymar nampak diinstruksikan untuk melakukan lebih banyak gerakan memotong ke dalam sambil sesekali melakukan kombinasi dengan Messi. Beberapa peluang memang tercipta lewat aksi individu Neymar, salah satunya lewat aksi slalom yang mampu mengecoh empat pemain Milan pada menit 73. Buruknya penyelesaian akhir membuat Neymar gagal menciptakan gol perdananya di ajang Liga Champions.
Masuknya Cesc Fabregas menggantikan Iniesta membuahkan gol tambahan bagi Barca. Kerjasama satu-dua sederhana yang ia lakukan bersama Messi membuahkan gol kedua La Pulga dalam laga tersebut, sekaligus gol ke-8 nya ke gawang Milan sepanjang sejarah. Gol tersebut sangat text bookseperti halnya sering mereka peragakan saat latihan. Bagi Messi, dua gol tersebut sekaligus mengakhiri periode paceklik gol dalam tiga laga sebelumnya.
Kesimpulan
Barcelona secara total unggul ball possession 63 berbanding 37 persen. Mereka juga melepas 19 tembakan dengan enam di antaranya tepat sasaran berbanding empat tembakan Milan yang hanya sekali tepat sasaran. Lionel Messi tampil sebagai pemain terbaik dalam laga tersebut dengan dua gol yang ia ciptakan, plus berbagai upaya membongkar pertahanan yang secara konstan ia lakukan.
Milan sudah melakukan hal benar dengan mempersempit ruang gerak para pemain Barcelona dan menyerang balik dengan efektif. Sayangnya mereka terlalu mudah kehilangan bola sehingga membiarkan Barcelona terus mengambil inisiatif serangan. Pertahanan Milan juga tidak cukup kuat untuk membendung serangan-serangan Barca yang sangat bervariasi, meskipun mereka telah melapis lini belakang dengan para gelandang yang bermain bertahan. Laga berlangsung lebih sengit di babak kedua saat Milan menciptakan sejumlah peluang untuk menyamakan kedudukan, namun setelah gol Messi, pertandingan praktis berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar